Wuaaah... dah lama kali ga nulis segan juga sama
krupers-krupers nih, okehlah biar ga dianggap anak durhaka kubuat postingan ini sekalian syi’ar....
Mencintai Karena Allah (My Version)
Pembahasan tasawuf malam itu
membuka hatiku, pembahasannya mengenai syukur, tapi justru aku mendapat
pemahaman yang sedikit berada di luar konteks kajian malam itu. Sesuai judul
note ini, aku mulai dapat memahami kalimat Mencintai Karena Allah.
Sering aku mendengar orang
membahas tentang kalimat “Mencintai Karena Allah” dan aku pun mendapat beberapa
penjelasan yang berbeda-beda, dan juga belum dapat menyimpulkan mana sebenarnya
penjelasan yang benar-benar pas dan tepat. Tapi aku pun berpikir bahwa ini
bukan masalah hukum yang pasti, jadi wajar jika begitu banyak tentang penafsiran
kalimat itu.
Tapi aku memahami kalimat itu
seperti ini, hmmmm.....mungkin aku akan menjelaskannya melalui sedikit narasi.
Aku pernah bertanya kepada
beberapa orang secara langsung “Kau cinta sama Allah?” begitulah kurang lebih
bunyi pertanyaanku, aku mendapat banyak reaksi yang berbeda, ada yang terkejut,
canggung dan bingung karena mungkin lebih biasa dengan pertanyaan “kau sayang
sama pacarmu?”, ada juga yang menjawab dengan terbata-bata dan sedikit ragu
“Ci..cin..cinta kok”, namun ada juga yang menjawab dengan tegas “CINTA LAH..”
Aku sering menjumpai beberapa
orang ketika mendapatkan sesuatu, katakanlah hadiah atau kenang-kenangan dari
orang yang spesial baginya benar-benar menjaga, merawat dan tidak
bosan-bosannya melihat pemberian tersebut walaupun bukan barang yang begitu
berharga.
Contohnya seseorang diberi
sapu tangan dari pacarnya yang ia sayangi ataupun dari vokalis band idolanya,
ia mungkin akan benar-benar menyimpan dan menjaganya dengan baik, dan mungkin
ia tidak segan-segan marah kepada orang yang mencoba mengusik sapu tangan
tersebut, padahal sapu tangan itu mungkin harganya hanya Lima Ribu rupiah. Tapi
itulah cinta membuat seseorang tidak melihat apa yang diberi tetapi melihat
siapa yang memberi. Mungkin ketika sang pacar atau sang vokalis band mengatakan
“tolong diberi parfum ya, tiap hari” orang tersebut akan mengikuti perintah
itu. Cinta kepada sapu tangan karena Diberi oleh orang yang sangat ia cintai,
kalau begini pantas jika dikatakan ia cinta kepada pacarnya atau pada vokalis
band idolanya tersebut.
Lalu bagaimana dengan Allah??
Dia begitu banyak memberi kita, tapi ketika yang kita terima itu kecil dan
tidak memuaskan kadang kita tidak bersyukur, bahkan ni’mat itu tidak kita
anggap, Kita memang tidak Fair ketika Allah yang memberi, kita hanya
melihat apa yang diberi, kita tidak melihat siapa yang memberi. Kemungkinannya
hanya satu Kita Tidak Cinta Kepada Allah dan kalau kita bandingkan
dengan contoh kasus sapu tangan di atas apa masih pantas jika kita berkata “Aku
Cinta Allah” ??? yang memberi saja kadang kita lupakan apalagi perintahnya
terhadap pemberiannya mungkin banyak yang tidak kita jalankan.
Lalu apa hubungannya dengan
Mencintai Karena Allah??? Sabar ini baru mau dijelaskan. Pasangan hidup kita
Istri atau suami yang sangat kita cintai termasuk dari ni’mat atau pemberian
Allah. Jadi mungkin akan terdengar begitu indah ketika kita dapat mengatakan
dengan tulus “Dek, (atau) Istriku, (ataupun) Sayangku, (Atau apapunlah
panggilan yang biasa digunakan) Aku benar-benar sangat mencintaimu karena Allah
yang telah menganugerahkanmu kepadaku” cieeeeee.... kerenkan
Kita tidak hanya memandang
istri atau suami kita, tapi kita memandang Dzat yang paling pantas untuk
dicintai yang telah memberikan istri/suami kita kepada kita. Jadi intinya kita mencintai
pasangan kita karena Allah yang telah memberikannya kepada kita, dan pasti
kita akan menjaga dan melindunginya dari segala sesuatu yang hendak
mengganggunya seperti kasus sapu tangan di atas karena ia pemberian Dzat yang
paling kita cintai, dan satu catatan terakhir
Jika kita mencintai Allah
pasti kita akan mencintai pasangan kita (karena dia pemberian Allah).
Tapi jika kita hanya
mencintai pasangan kita belum tentu kita mencintai Allah.
(Thanks untuk yang udah menginspirasi dan
menyarankanku buat postingan ini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar