Jumat, 15 Juni 2012

Inspiring Night

kulangkahkan kakiku meninggalkan tempat aku mentransfer ilmu kepada para anak didik, angka digital di ponselku menunjukkan 20.42, keadaan malam ini gerimis tipis namun menunjukkan gelagat akan ada hujan lebat.

ini malam rabu jadwal rutin mengaji di pasar 4 tembung, malam ini pembahasan mengenai adab makan aku tidak ingin ketinggalan. kuhidupkan mesin kendaraanku, dugaanku terwujud, gerimis terkonversi menjadi hujan yang lebat bahkan dalam perjalananku hujan menjadi sangat lebat.

Mantel hujanku tidak begitu mampu menahan dinginnya, sempat terpikir olehku "apa sebaiknya aku langsung pulang, hujan begitu lebat, mu'allim mungkin juga agak sulit untuk datang" tapi karena jarak ke mesjid tempat mengaji lebih dekat dari jarak pulang aku putuskan untuk tetap menuju mesjid.



setelah selesai shalat isya aku rebahkan tubuhku di mesjid ini, lumayan seram sendirian di mesjid dikurung oleh hujan yang begitu lebat. "Assalamu'alaikum" dua orang yang sudah cukup berumur masuk dengan perlahan sambil mengibas-ngibaskan sarungnya yang basah, keduanya langsung mendekatiku dan kami berjabat tangan, kini kami duduk bertiga, bapak berpeci hitam yang merapikan bajunya, bapak berlobe cokelat yang membuka kitabnya dan aku yang terkantuk-kantuk.

jam dinding mesjid menunjukkan pukul 21.30, kami masih bertiga, kami maklum jika mu'allim tidak hadir sangat maklum, hujan yang sangat lebat seperti ini dapat membahayakan pengendara. Bisa dibilang aku dimesjid ini bukan lagi untuk menunggu mu'allim tapi tepatnya menunggu hujan reda, ku lihat dua orang pria berumur itu sedang mengbrol sekarang, mereka penduduk sekitar sini, rumah mereka tepat di depan mesjid ini, aku salut  pada mereka, di saat para warga sekitar yang biasa ikut mengaji memilih untuk tetap di rumah, mereka berdua tetap memilih datang ke mesjid walaupun disertai rasa ragu akan kehadiran mu'allim.

Hujan masih lebat, sorot lampu kendaraan menarik perhatian kami, seseorang menghentikan kendaraannya di depan mesjid, ia membuka mantelnya dan meletakkannya di atas kendaraannya berjalan perlahan menuju pintu mesjid dan, "assalamu'alaikum" sebenarnya melihat mu'allim masuk ke dalam mesjid ini dengan mengucapkan salam sudah sangat biasa terjadi, namun malam ini dengan situasi dan kondisi seperti ini membuat hatiku sesak entah rasa haru atau rasa sesal karena meragukan mu'allim, tapi hatiku benar-benar merasakan sesuatu yang berbeda.

Mu'allim mendekati kami sembari menjabat tangan kami, kali ini aku menggenggam tangannya dengan mantap ku lekatkan tangannya di keningku sembari memanjatkan doa "Ya Allah karuniakan istiqamah dan rahmatMu pada orang ini".

Mu'allim senyum, "Agak terlambat kita hari ini" itu yang ia ucap, Lalu "Emm.. kita mulai ya, Bismillahirrahmanirrahim"
pembahasan dimulai. Tidak habis pikir orang yang ingin memberi lebih sungguh-sungguh daripada orang yang ingin diberi.
Kulihat dirinya Kulihat diriku, Sangat jauh berbeda. Tanpa kusadari ia menjadi motivator dan inspiratorku dalam beragama, aku akan sulit melupakan malam ini.

kini kami berempat, 3 orang Muta'allim (pelajar) dan 1 orang Mu'allim (pengajar),

Sekali lagi kulihat dia, Orang ini sungguh..... sangat....
Ah, aku speechless......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar