My Book

BELAJAR NAHWU DARI ORANG MUDA
ANALISADAILY.COM


 
Diawali dengan diskusi-diskusi kecil yang sering dilakukan tentang materi-materi bahasa Arab ataupun hal-hal yang menjadi masalah bagi mahasiswa jurusan bahasa Arab, terutama dalam hal kaidah dan i’rab kalimat, akhirnya ‘terciptalah’ buku ini, demikian diungkapkan kedua penulis Irhas pulus dan Khairul Bahri Nst pada kata pengantar penulisnya.
Sebuah pencapaian yang luar biasa. Ide yang coba diramu oleh dua kepala terkadang memang sulit, namun dengan selalu berdiskusi dan mencoba memahami kekurangan yang ada, akhirnya buku ini lahir dari dua penulis yang masih berstatus mahasiswa di Fakultas Tarbiyah IAIN Sumut.

Paling tidak buku ini mencoba mengeksiskan kembali geliat penulis-penulis muda IAIN Sumut dalam hal ini masih berstatus mahasiswa di kampus tersebut. Diawali dari buku Gua Ngak Cupu karya Nurul Fauziah yang merupakan mahasiswa IAIN Sumutbersama Anugrah Roby Syahputra, kemudian dilanjutkan dengan buku Antologi Puisi Mahasiswa IAIN Sumut berjudul Hujan di Atas Kubah Masjid, Kemudian muncul lagi buku Catatan 100 Hari yang ditulis Lana Molen juga mahasiswa IAIN Sumut dan kini muncul lagi buku Kaidah Ilmu Nahwu dan Contoh I’rabnya.

Mereka semua adalah mahasiswa, namun mereka ‘berani’ melakukan terobosan yang patut diacungkan jempol, bahkan harus ditiru oleh mahasiswa lainnya. Makanya tidak heran, ketika Prof Dr. H. Hasan Asari MA yang merupakan Pembantu Rektor I IAIN Sumut ketika diminta untuk memberikan kata pengantar buku ini, dalam tulisannya menjelaskan respon pertama darinya adalah ‘meragukan’. Sulit baginya untuk percaya secara spontan bahwa draft buku yang disodorkan kepadanya ditulis oleh dua orang mahasiswa. Menurutnya, respon itu muncul karena dibentuk oleh realitas lemahnya tradisi menulis di kalangan mahasiswa secara umum belakangan ini. Namun setelah ia menyakinkan dirinya bahwa buku ini ditulis oleh dua penulis ini, maka menurutnya buku ini patut mendapatkan apresiasi yang khas karena beberapa hal. Pertama, pentingnya bahasa asing semakin terasa dalam zaman globalisasi belakangan ini. Bahasa asing seperti bahasa Arab sudah menjadi bagian dari kebutuhan dalam tata pergaulan. Kedua, bahasa Arab memiliki posisi sangat penting, sehingga karya yang berkaitan dengan bahasa Arab pastilah memiliki signifikansi yang tinggi bagi umat Islam. Ketiga, penulisnya muda, sejauh pengalaman dirinya, buku kaedah bahasa Arab ini ditulis oleh penulis termuda.

Apa yang disebut oleh Prof. Hasan Asari, benar adanya. Apalagi buku ini mencoba mengajak pembacanya untuk memahami kaidah nahwu dan bagaimana mengi’rab bacaan-bacaan yang ada. Dibanding dengan buku-buku sejenis jelas buku ini memiliki sesuatu yang khas. Bahkan untuk memudah mempelajari cara mengi’rab kedua penulis melampirkan CD dari beberapa contoh ayat-ayat Alquran yang ada. Maka kata yang pantas untuk mereka adalah: Luar Biasa! Mereka sudah mampu melakukan pendekatan lewat teknologi yang ada.

Penerbit buku ini, adalah Wal Ashri Publishing, penerbit lokal yang memang mencoba menerbitkan buku-buku umum dan agama dari penulis-penulis Sumatera Utara. Tampaknya memang geliat perbukuan di Sumatera Utara mulai sedikit demi sedikit terus bergelora, dan diharapkan memang suasana ini terus berkelanjutan sehingga Sumatera Utara yang dulunya dikenal sebagai ladang penulis-penulis terkenal kembali lahir.

Direncanakan buku ini akan di-launching pada tanggal 3 Mei 2012 di Fakultas Tarbiyah IAIN Sumut sekira pukul 09.00 WIB. Maka tidak ada salahnya, Anda dapat memiliki buku dengan membelinya pada acara tersebut bahkan bisa langsung berhadapan dengan kedua penulisnya pada saat peluncuran buku tersebut. Bisa jadi, semangat penulis-penulis muda ini menyebar kepada Anda. Kenapa tidak.

Peresensi: Juniawati Suza

Pengelola Rumah Qur’an Aisyah Az-Zahra

1 komentar:

  1. Assalamualaikum ustadz, sya sngtt tidk paham soal i'rab, jdi di mnaa setidakny sya bisa mendapatkan bulu ini ustadz???

    BalasHapus