Sabtu, 07 Juli 2012

Kata Abang


Kata Abangku yang pertama

“Menyerang itu cara bertahan yang cocok untukmu”

Kaum pria di keluarga kami punya bakat yang sama yaitu bermain tenis meja. Aku dilatih oleh abangku yang tertua, karena sudah sangat sering latihan bersama abangku faham bahwa menahan serangan lawan adalah kelemahanku, sampai akhirnya dia bilang.
“Menyerang itu cara bertahan yang cocok untukmu” artinya agar lawan berhenti menyerang maka aku harus serang balik, jangan hanya bertahan.

Kata-katanya ini pernah aku terapkan, namun untuk kasus yang berbeda.

Waktu itu aku masih SD, aku dan teman-temanku rutin pergi sholat maghrib ke mesjid. Tapi hari itu hanya aku dan Rian tetanggaku yang pergi sholat ke mesjid, sialnya dalam perjalanan ke mesjid dua anjing benggali (julukan di daerahku untuk orang india yang punya banyak lembu) yang biasanya diikat dipagar rumahnya sedang bebas tanpa ikatan, dan kurasa moodnya hari itu sedang jelek.


Mungkin karena tubuh kami yang kurus, sehingga dimata kedua anjing itu sosok kami bagaikan hidangan makan malam yang hendak kabur. Tanpa aba-aba kedua anjing lapar itu langsung mengejar kami dengan aura membunuh yang sangat kuat.

Anjing itu mengejar dengan kecang diiringi gonggongan dan lambaian lidahnya yang begoyang ke kanan dan ke kiri, aku dan Rian pun berlari kencang diiringi jeritan dan lambaian sarung yang bergoyang ke atas dan ke bawah. Sampai di suatu titik aku ingat perkataan abangku “menyerang adalah cara bertahan yang cocok untukku”.

Aku menghentikan lariku dan memutar tubuhku, lalu aku mulai melakukan serangan balik, kau tau apa yang aku lakukan? Aku menggonggong, ya menggonggong dengan keras, lebih keras dari gonggongan dua anjing itu. Itu bekerja, dua anjing tadi mendadak berhenti, kami pun saling berhadapan dengan jarak sekitar 5 meter saja, anjing tadi masih tetap menggonggong namun tidak berani maju, aku balas dengan gonggongan juga, untungnya aku ga ikut-ikutan julurin lidah, akhirnya Rian seperti sedang melihat percakapan bahasa anjing.

Aku : Errgggh… Guuuk..guuk!!! (Pulang kelen sana!!!)

Anjing 1 : Guuk.. gukk.. (eh kapan kau belajar bahasa anjing?)

Aku : ggguuuk..guk (Barusan aja)

Anjing 2 : guuuk…gukkk (kau nantang…?)

Aku : (sambil menghentak-hentakkan kaki) Guuk.. guuuuuukk errrgggh.. (serius aku nih, ku gigit nanti kelen)

Melihat lawan yang udah agak ciut nyalinya, aku pun balik berlari ke arah kedua anjing itu dengan gonggongan yang kuat, Merasa terancam kedua anjing itu pun lari menghindarai kejaranku sambil menjerit.

 “Kaaaiiiing… kaaainggg” yang artinya
 “ayo kita lari, tuh anak kayaknya belum disuntik rabies, aku ga mau jadi anjing gila”

kini keadaan bebalik, aku yang pegang serangan. Tapi di tengah-tengah aku sedang menikmati pembalasan dendamku Rian berteriak,

“Woooi udah azan…”

Aku pun menghentikan pengejaranku, dengan gaya seperti anak muda India aku berkata
“Untung azan, kalo enggak udah abiiisss kelen”

And finally thank to my first brother untuk kata-katanya, menggonggong eh salah... menyerang memang cara bertahan yang cocok untukku”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar